Pengertian Komunikasi Terapeutik
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan paling bermakna dalam perilaku manusia, apalagi sebagai tenaga profesional seperti perawat dan bidan menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam memberikan asuhan kepada setiap kliennya.
Hay dan Larson (dikutip dari Towsend, 1996) mengidentifikasikan sejumlah teknik yang dapat membantu dalam melakukan interaksi yang lebih terapeutik dengan kliennya. teknik ini dikenal dengan nama Teknik Komunikasi Terapeutik.
sebgai bidan harus mampu menguasai teknik komunikasi ini karena dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik, bidan akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya (trust) dengan klien. dampak selanjutnya adalah memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan.
Menurut Stuart dan Sundeen jugan Linberg, Hunter dan Kruszweski (dikutip dari Hamid, 1996) tujuan terapeutik yang diarahkan kepada pertumbuhan klien meliputi hal-hal sebagai berikut:
- Realisasi, penerimaan dan rasa hormat terhadap diri sendiri.
- Identitas diri yang jelas dan rasa integritas diri yang tinggi
- Kemampuan untuk membina hubungan interpersonal yang intim serta saling ketergantungan dan mencintai
- Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta tujuan personal yang realistis.
Proses Komunikasi yang Efektif
Proses komunikasi terapeutik yang efektif antara bidan/perawat dengan kliennya dapat dibagi menjadi empat fase sebagai berikut :
- Fase pra-interaksi, dimulai sebelum kontak pertama dengan klien
- Fase orientasi, dimulai pada kontak pertama dengan klien
- Fase kerja, bidan danklien mengeksplorasi stresor yang tepat dan mendukung perkembangan kesadaran dri dengan menghubungkan persepsi, pikiran, perasaan dan perbuatan klien
- Fase Terminasi, fase yang sangat sulit dan penting dari hubungan terapeutik karena hubungan saling percaya dan hubungan intim terapeutik sudah terbina dan berada pada tingkat optimal
Fase | Tugas |
Pra-Interaksi | Eksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri. Analisis kekuatan dan kelemahan profesional diri. Dapatkan data awal tentang klien jika mungkin. Buat rencana pertemuan pertama. |
Orientasi | Tentukan alasan klien meminta pertolongan. Bina hubungan saling percaya, penerimaan, dan komunikasi terbuka. Rumuskan kontrak bersama klien. Eksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan klien. Identifikasi masalah klien. Rumuskan tujuan bersama klien. |
Kerja | Eksplorasi stresor yang tepat. Dukung perkembangan kesadaran diri klien pada pemakaian mekanisme koping yang konstruktif. Atasi penolakan perilaku maladaptif. |
Terminasi | Ciptakan realitas perpisahan. Bicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan. Saling mengeksplorasi perasaan penolakan dan kehilangan, sedih, marah serta perilaku lain. |
0 komentar:
Posting Komentar